Jumat, Agustus 27, 2010

,....






Aku hanya ingin egois kepadamu hanya hari ini. Bercengkrama dengan pasir-Mu dan jernihnya air tanpa perduli dengan sekitar dan menyapa untuk yang terakhir kali sebelum Sang Terik kembali ke peraduan. Tanpa lupa ku titipkan doa dan salam tuk Sang Yang Maha untuk semua karunia dan rahmatnya hari ini, kemarin dan tiap-tiap hari yang telah dilalui.
Terima kasih karena ombak-Mu telah menggulung rasa gundah dan penat di hati ini. Biru-Mu yang menenangkan hati ini dari amarah dan kekecewaan. Serta perasaan bersalah karena tidak bisa ku menjawab setiap pertanyaan dengan jujur. Hanya bisa bersyukur dan berucap akan ciptaan-Mu yang maha sempurna.

Rabu, Agustus 18, 2010

Berharap kan terkabul dalam hitungan Hari


Gemas,. Geregetan,.. rasanya tangan dan lidah ini gatal karena hanya diam karena aku pun tahu bahwa hanya Sang Yang Maha yang dapat mengubah semuanya,.. Tapi,. maafkan aku karena memiliki doa yang tidak baik ini untuk salah satu ciptaanmu dan berharap doa itu terkabul.
Hambamu yang bodoh ini hanya ingin meminta Engkau menunjukkan kekuasaanMU hanya sebutir debu kepadanya dan membalikkan semua nilai yang ada yang dijunjung tinggi-tinggi dengan sejuta kecongkakan karena tidak menyertakanmu,...
Hambamu yang hina ini hanya meminta nilai 1% kemungkinan berubah menjadi 100% karena tidak ada yang tidak mungkin untuk-Mu....
Dan mudahkan hamba untuk leluasa beribadah kepadamu dalam bulan-bulan yang suci ini,...karena hanya dengan keajaiban dan Ridho Sang Yang Maha tuk semua kejadian sekarang dan yang akan datang,...
Tetapi,. apabila semua doa ini tidak terkabul,.. maka aku pun akan pasrah kepadamu karena ku yakin bahwa rencana-Mu sangat jauh lebih sempurna,....

Minggu, Agustus 15, 2010

Ikhlas di dalam sederhananya

Pada akhirnya aku tidak dapet menghindar dari rasa yang telah menjadi nyata ini. Rasa yang selama beberapa bulan ini selalu berada diujung kata untuk diaksarakan dan kini telah menjadi kata yang dapat aku eja dengan pasti dengan rasa gelisah dan sakit yang nyata. Karena rasa itu menjadi kehilangan dan kehampaan yang nyata menjadi serpihan yang lepas perlahan tetapi pasti.
Dan tahukah kau, berbulan-bulan ku menghindar dari emosi ini. Sehingga pada waktunya aku pun telah rela dan belajar dengan ikhlas untuk melepas semuanya. Tapi, jangan lah terlalu merasa bersalah karena setiap waktu beriring dengan mu adalah pelajaran berharga yang ku petik hampir di setiap langkah dan waktu bersama.
Sekarang, aku pun telah selesai mengupdate langkah dan menghadapi kegelisahan yang ku akui sebagai konsekuensi dari ini semua. Kembali membiasakan diri mandiri, mencoba bersinergi dan menikmati semua apa adanya dengan keindahan yang sederhana adanya.
Aku pun tetap baik-baik saja masih seperti sedia kala waktu yang lalu. Dan berharap kebaikan kan selalu mengiringi mu.
Terima kasih untuk semua pembelajaran yang hampir setengah dekade kita lalui bersama saat itu.

Sabtu, Agustus 07, 2010

Galau



Malam ini aku tertegun ketika melihat foto-foto yang sarat guratan-guratan akan tiap momen yang telah dilewati. Aku pun tahu usia ku kini bukanlah muda lagi dan bukanlah seorang anak kecil yang baru kemarin sore kalian ajarkan bagaiman dunia ini dengan manisnya.
Tetapi sekarang entah mengapa kurasakan hati ini terhimpit dan sesak tuk bernafas ketika ku lihat wajah-wajah itu. Wajah-wajah yang mengisi hari ku hingga aku besar selain orang tuaku yang terkasih,.. Sebuah rasa yang tidak bisa ku gambarkan dengan jelas dan yang ada ketakutan karena ku takut menjabarkannya satu persatu, menguraikannya dan terakhir menyimpulkan. Dengan jujur aku tidak ingin melihat itu.
Rasa yang sama ketika ku membaca Rectoveso-Dewi Lestari dengan salah satu cerpennya,..
Jangan katakan aku takut dengannya,.. sumpah bukan rasa itu,.. hanya ada rasa seperti ini yang terakhir karena redup ku melihat wajahnya. Sangat komplek dan benar-benar susah untuk ungkapkan.
Dengan kondisi ini, jujur lebih ku mencintai matematika dan angka karena dapatku menghitungnya dengan angka pasti. Bukan melukiskannya dengan garis abstrak dan hanya aku yang tahu...
Sang Yang Maha,. malam ini aku ingin berdoa untuknya,. untuk keselamatannya dan umur panjangnya,... dan berharap engkau mengabulkannya untuk mereka,..

Jumat, Agustus 06, 2010

Eksistensi dalam bisu












Aku pun tidak tahu sudah berapa sering melangkah ketempat ini dengan sangat suka cita,... dikatakan bosan,hampir tidak terbersit di benak ini dan hanya melakukan ritual keliling. Memperhatikan tiap-tiap bongkah dari pecahan masa lalu yang
terserak dan lambat laun semua kan menyatu dengan sejuta makna yang mungkin hanya mereka yang tahu dan tersimpan rapat dengan egoisnya,....

Guratan itu bukanlah guratan biasa dan ukiran itu pun memiliki berjuta makna yang entah dalam diri ini hanya terbersit rasa sangat rindu entah dengan apa,...
Seandainya kalian dapat bercerita,.. aku kan makin betah tuk terdiam dan terduduk untuk mendengarkan satu persatu seperti kisah seribu satu malam tentang kisah manusia dan dirimu,....

Minggu, Agustus 01, 2010

Menghitung mundur,...


Ehm,.. aku pun pada akhirnya berani berkata mundur pada dirimu. Jujur ku pun aneh karena ringan yang ku rasakan dan menikmati tiap moment-moment bersama mu sampai pada tanggal yang ditentukan dengan berharap bahwa kau pun akhirnya menyadari semua kejadian ini.
Tahu kan bahwa Tuhan mu sangat sayang kepadamu, tetapi permasalahan yang ada apakah kau merasakan itu. Apabila masih ada mainstream dunia, maka kau pun tak akan pernah menyadari.
Seandainya kau peka dengan sejuta sindiran dah bahkan aku pun pernah membuka wacana kejujuran padamu, tetapi apakah sebegitu tulinya kah pola pikirmu dengan selalu berada pada garis aman dan nyaman mu.
Maaf, kali ini aku berkhianat dan keluar dari garis benteng terdepan mu untuk melangkah sendiri sehingga garis lingkaran itu terbuka dan kau pun harus bersiap dalam waktu hitungan bulan.
Aku masih sayang dan kasihan kepadamu karena masih adanya toleransi waktu yang diberikan untuk persiapanmu. Dan masih ku bertanya mengapa kau masih menyibukkan diri dengan sejuta ramuan racun dan angin surga sehingga ku kembali karena semua sia-sia pada saat ini untuk menutupnya kembali.
Sekarang,. aku hanya ingin menjadi penonton untuk yang terakhir kali dengan memilih duduk paling belakang sampai pada waktunya aku kan berdiri dan berbalik kearah pintu keluar theater karena telah cukup bagi ku dan kau yang harus memecahkan teka teki itu sendiri....
Related Posts with Thumbnails