Minggu, Januari 09, 2011

Fleksibelitas atau....????




Pernah tidak kita merasakan bahwa ada sesuatu yang salah sehingga seharusnya bertindak lebih sopan tanpa harus terlihat rasa tidak senang. Secara logika mungkin dengan mudah dapat dicerna oleh si otak kiri. Tetapi dalam pengapplikasian otak kanan, apakah si hati nurani ini mau diajak kompromi walau barang sebentar untuk bersikap lebih halus lagi,..???

Dalam kasus ini, saya jadi terkagum-kagum dengan para artis panggung. Ternyata sangat sulit untuk melakukan sebuah adegan dengan sejuta penjiwaan sehingga memang dia yang merasakan dan mengalami perasaan orang yang dia perankan. Fiuh,.. Great applause with u all.

Beberapa orang mengatakan bahwa tindakan ini adalah bentuk fleksibelitas dalam perilaku. Nah,.. pertanyaanya adalah apa bedanya dengan bermuka dua yah..?? Sama-sama kontek yang dimana perilakunya yang tidak mencerminkan yang sebenarnya dari gambaran hati nurani bukan?

Tapi mungkin untuk si fleksibelitas digunakan untuk kebaikan dengan sedikit atau sebisa mungkin membuat seseorang tidak terlalu dalam untuk terluka atau bahkan tidak mengalami luka sama sekali. Sedangkan untuk si muka dua digunakan untuk memuluskan rencana entah baik atau jahat atau mengcover niat buruk terlihat baik.

Tapi yang pasti untuk kasus ini, saya pun bingung memutuskan apakah harus menjadi miss fleksibel sehingga biar waktu saja yang membuat semuanya baik. Sehingga berusaha bersinergi dengan sekitar dengan tetap memutar kaset dikepala dengan mantra Fleksibelitas.

    Atau menghadapi dengan frontal karena walaupun di cover dengan baik sekalipun, tetap saja akan menyakitkan bukan. Jadi seperti dokter yang menyuntik antibiotik ke pasien dan viola efek baiknya akan cepat terasa. Tetapi, hal ini harus dibarengi dengan jiwa besar dari si penerima pesan. Apabila tidak ada, maka hanya Sang Yang Maha Segala yang tahu akan seperti apa nanti,...

Senin, Januari 03, 2011

Mengupdate Langkah

Ada satu masa dalam hidup yang mengharuskan kita untuk "mengupdate (memperbarui) langkah" dengan persepsi yang baru. saya pun tersadar bahwa saya memerlukan tahapan dan proses ini sehingga hal yang ditakutkan menjadi lebih ringan.
Prosesnya mungkin hampir sama dengan menghilangkan rasa gelisah dengan menghadapi sendiri dengan sumber kegelisahan itu, kemudian akhirnya tersadar bahwa hal tersebut tidak sebegitu menakutkannya,..
Sekarang, di kota jogja ini, saya melangkah setapak demi setapak menikmati langkah baru dengan mengupdate suasana,.. Bukan berarti "re-born" tapi hanya sebatas mengupdate langkah dalam waktu 1 minggu kurang sebelum meninggalkan kembali kota ini.
Dan berharap esok entah kapan, dapat kembali disini untuk mengudate langkah dan mengsinkronisasi dan mentoleransi perubahan yang memang diperlukan oleh kota ini. Kota kenangan yang sangat ajaibnya, saya pun masih hapal untuk setiap jalan yang dilalui,..
Related Posts with Thumbnails