Selasa, April 12, 2011

Dear Sang Yang Maha – Tuhan Semesta Alam



Dear Sang Yang Maha – Tuhan Semesta Alam

Hari ini aku masih sangat malu akan-MU dengan semua keegoisanku. Akan semua permohonan dan permintaan yang diajukan dalam beberapa waktu lalu sampai hari ini. Akan semua ketidak sabaran aku akan alur-MU.

Alfaku akan semua intropeksi diri dan butanya aku akan semua pengabulan permohonan yang telah terkabul tanpa ku sadari akan berkah dan karunia itu.

Khilafku dalam tanggis dan mengatakan dan bertanya mengapa semua sulit adanya akan semua yang ku jalani saat ini tanpa bisa melihat semua permohonanku kepada-MU telah terkabul satu-persatu.

KAU hanya meminta ku bersabar, tetapi dengan angkuhnya aku masih menangis dan meminta akan percepatan waktu.

KAU meminta aku untuk selalu memohon lebih lama, tetapi dengan begitu mudahnya aku merasakan lelahnya memohon kepada-MU dengan hampir mengatakan bahwa semua sia-sia adanya karena butaku akan pengabulan semua permohonan aku pada-MU untuk sekian kalinya yang telah KAU kabulkan.

Egois,... kata itu yang selalu terngiang di hatiku saat ini.

Dear Sang Yang Maha – Tuhan Semesta Alam

Dalam sepertiga malam ini, aku memohon ampun akan semua kealfaan dan semua khilaf aku akan-MU Tuhan.

Dalam sepertiga malam ini, aku memohon kuatkan aku akan semua ini.

Dalam sepertiga malam ini, aku memohon bukalah selalu mata hati ini untuk melihat semua anugerah yang telah KAU berikan dan kabulkan sampai detik ini dan esok. Dan jangan KAU biarkan kelfaan akan-MU terjadi untuk kesekian kalinya.

Dalam sepertiga malam ini, hanya kepada-MU hamba memohon bimbingan dan perlindungan-MU di setiap langkah, tindakan dan hati dalam menghadapi keseharian aktivitas hamba.

Dalam sepertiga malam ini, aku memohon lapangkanlah dada ini untuk kata sabar serta tawakal akan-MU.

Dalam sepertiga malam ini, sujud syukur akan-MU untuk kesekian kalinya bahwa semua mengalur baik adanya akan niat yang hamba haturkan kepada-MU akan Dia, dan semua.

Dear Sang Yang Maha – Tuhan Semesta Alam

Maaf akan semua khilaf.

Maaf akan semua keterburu-buruan, karena waktu terbaik adalah nilai mutlak dan kepemilikan-MU.

Maaf akan semua prasangka yang tidak baik adanya sehingga menduga hal yang tidak baik adanya akan alur-MU.

Maaf untuk semua kealfaan hamba yang terlupakan.

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails